Senin, 21 Desember 2015

Penemu nilai π


Archimedes
(penemu nilai π)


260 SM - Archimedes membuktikan bahwa nilai Ï€ terletak antara 3 + 1/7 (sekitar 3,1429.)     Dan 3 + 10/71 (sekitar 3,1408.), Bahwa luas lingkaran sama dengan Ï€ dikalikan dengan kuadrat dari jari-jari lingkaran dan bidang tertutup oleh parabola dan garis lurus adalah 4/3 dikalikan dengan luas segitiga dengan dasar dan sama tinggi. Dia juga memberikan perkiraan yang sangat akurat dari nilai akar kuadrat dari 3.
Algoritme paling awal yang tercatat secara cermat menghitung nilai Ï€ adalah pendekatan geometri menggunakan poligon. Algoritme ini ditemukan sekitar 250 SM oleh matematikawan Yunani Archimedes. Algoritme poligon ini mendominasi selama 1.000 tahun, dan karenanya Ï€ kadang-kadang dirujuk juga sebagai "konstanta Archimedes". Archimedes menghitung batas atas dan bawah Ï€ dengan menggambar poligon di luar dan di dalam sebuah lingkaran, dan secara perlahan melipatgandakan sisi-sisi poligon tersebut hingga mencapai 96-gon. Dengan menghitung keliling poligon-poligon tersebut, Archimedes membuktikan bahwa 223/71 < Ï€ < 22/7 (3,1408 < Ï€ < 3,1429). Batas atas Archimedes sekitar 22/7 membuat banyak orang percaya bahwa Ï€ sama dengan 22/7.
Archimedes memperkirakan nilai pi sekitar tahun 200 SM dalam bentuk pecahan, mengingat orang Yunani pada saat itu belum menggunakan desimal. Archimedes memperkirakan pi sebagai pecahan 3 1/7, yang dalam desimal bernilai sekitar 3,14. Matematikawan dan ilmuwan lantas menggunakan nilai pi menurut perhitungan Archimedes selama berabad-abad. Beberapa ilmuwan yang menggunakan perhitungan archimedes lebih lanjutnya adalah...
·        Tahun 263, Matematikawan China Liu Hui menghitung bahwa Ï€ = 3,141014.
·        Abad ke-15, Ghyath ad-din Jamshid Kashani dari persia telah menghitung nilai Ï€ yang akurat sampai 16 digit.
·        Tahun 1600, matematikawan Jerman Ludolph van Ceulen menghitung Ï€ dengan akurasi sampai 32 digit. ia sangat bangga atas hal ini sampai di pahatkan di batu nisannya.
·        Tahun 1873, seorang matematikawan amtie William Shanks menyelesaikan 20 tahun menghitung Ï€ dengan akurasi 707 digit.
·        Tahun 1910, matematikawan India Srinivasa Ramanujan, merumuskan deret Ï€ yang digunakan matematikawan saat ini untuk menghitung nilai Ï€.
Banyak rumus dalam matematika, sains, dan teknik yang menggunakan π, yang menjadikannya salah satu dari konstanta matematika yang penting. π adalah bilangan irrasional, yang berarti nilai π tidak dapat dinyatakan dalam pembagian bilangan bulat (biasanya pecahan 22/7 digunakan sebagai nilai pendekatan π; namun sebenarnya tiada satupun pecahan yang dapat mewakili nilai eksak π.) Oleh karena itu pula, representasi desimal π tidak akan pernah berakhir dan tidak akan pernah memiliki pola angka tertentu yang permanen. Digit-digit desimal π tampaknya terdistribusikan secara acak, walaupun sampai sekarang hal ini masih belum dibuktikan.
Karena definisi π berhubungan dengan lingkaran, ia banyak ditemukan dalam rumus-rumus trigonometri dan geometri, terutama yang menyangkut lingkaran, elips, dan bola. π juga ditemukan pada rumus-rumus bidang ilmu lainnya seperti kosmologi, teori bilangan, statistika, fraktal, termodinamika, mekanika, dan elektromagnetisme. Keberadaan π yang sangat umum menjadikannya sebagai salah satu konstanta matematika yang paling luas dikenal, baik di dalam maupuan di luar kalangan ilmuwan.
Jadi, temuan Archimedes pada 260 SM, sangat berpengaruh untuk penemuan ilmuwan tentang pi selanjutnya, dengan perhitungan archimedes yang akurat dalam menghitung nilai pi lewat pendekatan geometri menggunakan poligon yaitu 3,14... disepakati untuk digunakan menghitung bilangan desimal belakangnya hingga sampai 100 tempat desimal pertama 3,141592653589793238462643383279502884197169399375 1058209749445923078164062862089986280348253421170679...




Referensi :
https://en.wikipedia.org/wiki/Timeline_of_Mathematics
https://id.wikipedia.org/wiki/Pi
http://www.amazine.co/26528/apa-itu-pi-sejarah-penemu-konsepnya/
http://sahabatanakcerdas.blogspot.co.id/2012/01/sejarah-penemuan-nilai-phi.html


Tidak ada komentar:

Posting Komentar